Kisah Dibalik Mesin Kasir
Dengan dihiasi ruangan
kaca, gelas – gelas basah yang saling bersentuhan, adonan kue yang sudah
bercampur siap di tuang kan keatas wajan, wangi kopi yang harum, lemari
pendingin minuman yang sudah mulai berembun. Matahari pagi yang masih segar,
sehat, yang baru bangun dari tidur panjangnya. Hari – hari seperti inilah yang
selalu dinikmati oleh seorang laki – laki separuh baya yang merupakan salah satu pegawai kantin libro
divisi kasir.
Dengan penuh senyum
yang ramah tamah, dia melayani sekumpulan mahasiswa yang sudah antri panjang di
depannya. Bahrul. 23 tahun lamanya dia sudah menginjaki kaki nya di muka bumi
ini.
Kulit yang hanpir ke
cokelat – cokelatan, siluet tubuh yang termasuk golongan gemuk, gigi putihnya
yang berjejer rapih dan terlihat setiap kali dia melayani para mahasiswa
Universitas Multimedia Nusantara.
Bahrul merupakan tulang
punggung di keluarganya dan dia
mempunyai tiga orang saudara kandung. Tujuan nya mempunyai pekerjaan adalah
untuk membantu kedua orang tuanya untuk menghidupi keluarga cemara.
Dengan menggunakan
sebuah sepeda motor, bahrul berangkat menuju tempat kerjanya di gading serpong.
Jam kerja yang cukup padat dari pukul 07.00 – 15.00 wib membuat bahrul tidak
dapat leluasa memanfaatkan waktunya untuk berkumpul dengan teman – teman nya.
Bahrul sudah bekerja di
Universitas Multimedia Nusantara ini selama dua tahun lamanya. Menurut bahrul,
pengalaman selama dia bekerja melayani para mahasiswa lainnya sering sekali
bertemu dengan pelanggan yang jutek, muka nya seperti di tekuk empat, dan
bicaranya ketus.
Tetapi, dia selalu saja
menaati prinsip nya dalam bekerja yaitu selalu bersikap ramah dan menebar
senyum lebarnya setiap kali dia berdiri di mesin kasir. Sering juga bahrul di
minta oleh rekan – rekan kerja nya menjadi back up untuk menjaga mesin kasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar